- Sebagian Kaum Nabi yang beriman sebagian berhasil selamat. Mereka mendarat dengan mulus setelah mengarungi samudra akibat banjir bandang. Mereka yang kemudian disebut Kau ‘Ad” menetap di desa Al-Ahqaf, dan kembali hidup dengan tentram. Nabi Hud As adalah keturunan Sam bin Nuh AS (cucu nabi Nuh) ia di utus kepada kaumnya yang bernama kaum “Ad”, suatu kaum yang bertempat tinggal di sebelah utara Hadramaut negeri Yaman. Kaum Ad adalah kaum yang sangat mahir membikin benteng yang kokoh dan kuat, tetapi sayang mereka menyembah berhala.
Untuk beberapa zaman sesudah itu, ajaran Tauhid Nabi Nuh dapat tetap tegak. Namun setelah Generasi demi generasi berganti, mereka mulai melupakan nya. Mereka bahkan membuat patung dari nenek moyang yang selamat dari banjir bandang untuk di puja dan di sembah. Penghormatan kepada nenek moyang seperti itu berkembang terus dari generasi ke generasi.
Sampai ahirnya penghormatan itu berubah menjadi peghambaan dan syirik. Mereka menyembah patung nenek moyang dan mulai melupakan Allah SWT. Mereka menjadi musyrik dan kafir kembali. Mereka mengklaim sebagai kaum yang terkuat dan menjadi sombong kata mereka ‘siapakah yang lebih kuat dari kami ?’ (QS Fushshilat: 15)
Ditengah kaum Ad yang mulai kufur dan musyrik itulah, Allah SWT mengutus nabi Hud, seperti Nabi-Nabi lain juga berseru. “wahai kaumku, sembahlah Allah, yang tiada tuhan lain bagi kalian selain dia.’ (QS Hud:50). Tapi kaum Ad bukannya menurut, mereka malah marah, sebab mereka merasa lebih terhormat dari Nabi Hud. Dengan sombong mereka bilang “apakah kau ingin menjadi pemimpin bagi kami dengan dakwahmu itu ?’ , imbalan apa yang kau inginkan ? ,mereka menantang dan memang bersedia memberi apa saja yang diminta asal Nabi Hud menghentikan dakwahnya. Nabi Hud tidak mengharapkan imbalan apa-apa asal kaum Ad mau berpikir jernih, menerangi pemikiran dengan cahaya kebenaran. Nabi Hud hanya ingin mereka bersyukur akan nikmat Allah : bagaimana Allah menjadikan mereka khalifah setelah Nabi Nuh; memberi mereka kekuatan fisik, banyak kenikmatan yang melimpah dan memakmurkan bumi.
Bukannya sadar malah mereka makin ingkar. Kata mereka,”bagaimana engkau bisa menyalahkan tuhan-tuhan kami sedangkan kami mendapatkan nenek moyang kami juga menyembah mereka ?’maka jawab Nabi Hud “sesunguhnya nenek moyang kalian telah berbuat salah” tentu saja kaum Ad semakin marah,maka merekapun mengejek Nabi Hud,”Wahai Hud apakah engkau akan mengatakan bahwa setelah kami mati dan jadi tanah akan hidup kembali ?’ “kalian akan kembali hidup pada hari kiamat, dan Allah SWT akan bertanya tentang apa yang kalian lakukan selama hidup dibumi “ tapi mereka malah tertawa, “alangkah aneh pandangan mu itu! “seru mereka “mana mungkin orang yang sudah mati bisa hidup kembali “teriak mereka.
Siksa pedih tidak berhenti sampai disitu mereka bahkan terus mengejek “apa itu hari kiamat ? “bagaiman mungkin ada hari dimana manusia yang sudah mati bisa di hidupkan kembali ?” kata mereka serempak. Nabi Hud menjelaskan , kepercayaan datangnya hari kiamat sangat penting. Sebab, di hari kiamatlah kelak keadilan akan di tegakkan, orang yang berbuuat kebajikan akan mendapatkan pahala dan surge, sementara yang ingkar akan mendapatkan siksa yang amat pedih, masuk kedalam neraka, meski sudah berkali-kali di ingatkan, Kaum Ad malah berani berkata “jauh sekali dari kebenaran apa yang ancamkan kepada kami. Hidup ini tak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan hidup dan sekali lagi tak akan di bangkitkan lagi (QS Al-Mukminun 36-37). Singkat cerita, tantangan terhadap dakwah Nabi Hud semakin keras terutama dari para Ruasa alias para pembesar Kaum Ad, atau mereka yang berstatus bangsawan yang kaya raya yang disebut kaum Ma’la dengan sangat sombong, mereka bilang “ bagaimana kita mau mengikuti manusia biasa yang makan dan minum dari piring dan gelas yang terbuat dari emas dan perak ? bukankah aneh kalau Allah memilih manusia biasa menerima wahyu?”
“apa anehnya ? Justru karena mengasihi kalian, Allah SWT mengutus aku kepada kalian. Jangan lupa,sesunguhnya kisah Nabi Nuh masih segar dalam ingatan kita. Orang-orang yang mengingkari Allah SWT< jawab nabi Hud tak akan kalah tantang. “tuhan-tuhan kami akan menyelamatkan kami “ “tuhan yang kalian sembah tidak akan mungkin dapat menolong, sebaliknya menjatuhkan kalian dari Allah SWT.” Kamu sudah gila, wahai Hud!kami memahami rahasia kegilaanmu, kamu menghina tuhan kami dan tuhan kami akkan marah kepadamu, karena itu kamu jadi gila!” Teriak pimpinan kaum Ad itu.
Hai Hud kenapa tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti nyata dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan tuhan kami kerena argumentasimu:(QSHud:53)
Selanjutnya pembalasan tuhan Terhadap kaum Ad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalm dua perinkat tahap pertama berupa kekerigan yang melandah ladang dan kebun mereka sehinggan menimbulkan kecemasan dan kegelisahan kalau-kalau mereka tidak memperoleh hasil dari ladang dan kebun mereka. Nabi Hud masih berusaha menyakinkan bahwa musibah ini adalh suatu permulaan siksaan allah masih lagi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan tetapi mereka mau belum percaya dan menganggap bahwa Nabi Hud itu adala janji kosong belaka , dan bahkan mereka pergi menghadap berhala patung mereka. Dan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan mega hitam yang tebal diatas mereka ynag disambutnya dengan sorak-sorak gembira, karena dikira bahwa hujan akan segera turun yang membasahi ladang dan kebun mereka dan Nabi Hud berkata :”mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awan rahmat tetapi mega yang akan membawa kehancuran kemu sebagai pemblasan allah yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta. Sekejam benar yang dikatakan nabi Hud angin Taufan yang dahsyat di sertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yyang telah merusakan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa bertebangan semua perabotan dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak . bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Ad yang congkak itu, setelah keadaan cuaca tenang dan tanah Al-Ahqaf “sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Ad dan pergilah nabi Hud meninggalkan tempat berhijra ke Hadramaut dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamka disana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun di kunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai sekitar daerah itu terutama bulan sya’ban pada setiap tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar